Rabu, 18 Mei 2016

Rumah Adat Masyarakat Kampung Naga Tasikmalaya


Rumah adat masyarakat Kampung Naga memiliki keunikan yang khas Jenis rumahnya adalah rumah panggung dengan ketinggian kolong sekitar 40-50 sentimeter (rumah jenis ini merupakan tipe rumah adat sebagian masyarakat Sunda, terutama di daerah pedesaan di tanah Priangan). Bentuk dan bahan bangunan dasar rumah masyarakat Kampung Naga adalah empat persegi panjang, dengan atap memanjang (dalam bahasa Sunda dikenal dengan imah suhunan panjang). Pada kedua ujung atap terdapat suatu model silang atau cagak yang menyerupai sepasang tanduk. Cagak tersebut terbuat dari batangan bambu atau kayu yang dibungkus ijuk. Posisi atau orientasi rumah seragam, yaitu memanjang arah barat timur, sedangkan bagian muka rumah menghadap ke arah selatan atau utara. “ Ujar Kang Yudi selaku pemandu dari Kampung Naga "

Kerangka rumah adat masyrakat Kampung Naga terutama terbuat dari kayu dan bambu, atap terbuat dari ijuk dan daun tepus, sedangkan dinding rumah seluruhnya terbuat dari anyaman bambu. Lantai rumah terbuat dari bambu yang di cincang-cincang arah memanjang (tidak sampai putus), sehingga dapat dibentangkan (dalam bahasa Sunda dikenal dengan sebutan palupuh).

Karena bentuk rumahnya yang sederhana dan persegi empat, maka biasanya bangunan rumah masyarakat Kampung Naga tidaklah pelik. Bagian depan sekali (sebelum melewati pintu depan) terdapat tangga yang disebut golodog. Golodog terbuat dari bambu dan ada juga yang terbuat dari papan.

Golodog biasanya terdiri dari satu atau dua tahapan dengan panjang masing-masingdua meter dan lebar 30-40 cm. Selain berfungsi sebagai tangga masuk, pada waktu-waktu tertentu golodog dijadikan tempat duduk-duduk baik untuk bercengkrama atau semacamnya oleh kaum lelaki. “ Ujar Kang Yudi selaku pemandu dari Kampung Naga "

0 komentar:

Posting Komentar